Facebook Favorites More RSS Feed

Rabu, 23 November 2016

Peran PKK Bagi Keluarga


Keluarga sejahtera yang bercirikan ketahanan dan kemandirian yang tinggi, sudah barang tentu menjadi dambaan kita semua, baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai pribadi atau individu. Bukan saja karena dengan mencapai tingkat kesejahteraan tertentu, seseorang akan dapat menikmati hidup secara wajar dan menyenangkan karena tercukupi kebutuhan materill dan spirituilnya, tetapi dengan kondisi keluarga yang sejahtera kita sebagai anggota keluarga di dalamnya akan mendapat kesempatan untuk berkembang sesuai dengan potensi, bakat dan kemampuan yang dimiliki. Sayangnya, upaya untuk mencapai keluarga sejahtera dimaksud tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Sudah bukan menjadi rahasia lagi, banyak tantangan dan kendala yang bakal kita hadapi untuk mencapai kesejahteraan yang menjadi dambaan itu. Dalam lingkup internal keluarga misalnya, hubungan antar anggota keluarga sekarang ini tidak seharmonis dulu. Baik antara suami isteri sebagai orangtua, orangtua dengan anak maupun antara sesama anak.  Kita akui, perbedaan pandangan dan pendapat saja sekarang ini sering menjadi pemicu kurang harmonisnya hubungan suami isteri yang berujung pada terjadinya perselisihan yang tidak perlu. Bila hal ini terus dibiarkan tanpa kendali, maka akan terjadi berbagai kasus yang tidak diinginkan, seperti tidak setia pada pasangan, terjadinya perselingkuhan yang berujung pada terjadinya keretakan rumahtangga dan perceraian. Hal tersebut jelas akan mengurangi hubungan baik antara suami isteri di satu sisi, dan penghormatan anak terhadap orangtua di sisi lainnya mengingat orangtua (baca: ayah dan ibu) adalah sebagai figur panutan sekaligus teladan bagi anak-anaknya. 
Kasus-kasus seperti ini tidak hanya terjadi di kalangan keluarga miskin, tetapi juga terjadi pada keluarga berada, pejabat dan publik figur seperti artis, seniman dan lain-lain. Retaknya hubungan orangtua akan berdampak pada kurang harmonisnya hubungan antara orangtua dan anak maupun sesama anak. Anak menjadi kehilangan pegangan sehingga tidak jarang mengakibatkan kegoncangan jiwanya.  
Dalam kasus yang lebih ringan, meskipun tidak terjadi keretakan rumah tangga, terjalinnya komunikasi yang baik antara orangtua dan anak sekarang ini sudah menjadi barang yang mahal. Ketatnya persaingan dan perjuangan untuk memenuhi kebutuhan hidup seiring dengan semakin modernnya kehidupan, telah mengakibatkan para orangtua lebih banyak menghabiskan waktu untuk mencari nafkah daripada mengurus anak sehingga anak menjadi kurang terperhatikan. Mereka merasa sendiri dan kesepian. Bahkan tidak sedikit anak yang merasa asing dan tidak nyaman di tengah-tengah orangtuanya, manakala setiap bertemu ibu bapaknya selalu hanya dimarahi, kurang ini itu, dan sebagainya. Dampaknya perkembangan emosi dan jiwa anak menjadi terganggu. Karena merasa kecewa, sebagian anak mencari pelampiasan dengan melakukan tindakan untuk menarik perhatian orangtua. Sayangnya, upaya yang dilakukan cenderung negatif dan melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. 

Atas dasar kenyataan tersebut memang sudah saatnya kita khususnya para orangtua harus lebih peduli terhadap kondisi keluarganya. Keluarga harus dipertahankan sebaik mungkin agar tetap dapat melaksanakan fungsi-fungsinya terutama yang berkaitan dengan fungsi reproduksi  dalam keluarga. Kasus-kasus  yang terjadi, terutama yang terkait dengan kehidupan seks bebas pada remaja yang telah menyebabkan kehamilan dan banyaknya kasus aborsi, harus segera ditindaklanjuti oleh keluarga dengan upaya antisipatif agar hal-hal yang menghancurkan masa depan keluarga tidak terjadi lagi.  

Program-program Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang bertujuan untuk memberdayakan keluarga sekaligus meningkatkan kesejahteraanya, menjadi sangat relevan untuk mengatasi berbagai kemelut persoalan keluarga, apapun bentuknya. Hal ini mengingat, kesejahteraan keluarga yang dimaksud adalah keluarga yang sehat, bahagia dan sejahtera lahir  batin. Bahagia, sejahtera lahir dan batin itu sendiri dalam konteks operasional ditandai dengan ketahanannya yang tinggi seiring dengan dapat dilaksanakannya 8 fungsi keluarga. Maka tidalah terlalu salah bila sasaran akhir dari kegiatan PKK adalah mencapai keluarga yang sehat dan berketahanan. Ketahanan keluarga yang dimaksudkan di sini adalah kondisi dinamik suatu keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik materiil dan psikis mental spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan lahir maupun kebahagiaan batin. 

Dengan demikian fungsi dan peran TP PKK dalam menciptakan keluarga yang sehat dan berketahanan sangat besar mengingat kedudukannya yang sangat strategis. Karena TP PKK menjadi motor penggerak sekaligus motivator, dinamisator dan fasilitator  kegiatan. TP PKK baik di tingkat propinsi, kabupaten, kecamatan maupun desa selalu bergerak aktif melakukan pembinaan dan penyuluhan pada masyarakat dengan harapan hasil pembinaan dan penyuluhan tersebut di bawa dan diterapkan oleh ibu-ibu di keluarganya masing-masing. Sehingga ibu sebagai pendamping suami dapat berperan lebih optimal dalam ikut mewujudkan keluarga yang sehat dan berketahanan. Tidak sekedar hanya mengurusi dapur, sumur dan kasur yang notabene hanya sebagai pelayanan suami. PKK diperuntukan bagi para wanita agar dapat mengembangkan dirinya didalam masyarakat. Serta pemberian waktu bagi para ibu rumah tangga untuk bersama – sama memajukan kualitas serta harapan kearah yang lebih baik. PKK juga menjadi wadah untuk mengungkapkan pendapat dan sebagai sarana dalam pemberdayaan perempuan mandiri, cerdas, terampil dan berguna bagi nusa dan bangsa.

Referensi : Makalah Peran Organisasi Wanita Dalam Pemberdayaan Perenpuan Di Era Global. Husain Alwi. 2011